Pohon Ara yang Tidak Berbuah
Oleh
: Wiwid widyaswoko
Markus
11: 12-14
Tin atau Ara (Ficus carica
L.) adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan yang berasal dari Asia Barat. Buahnya bernama sama.
Nama
"Tin" diambil dari bahasa Arab, juga dikenal dengan nama
"Ara" (buah ara / pohon ara) sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig (common
fig; "pohon ara umum"), sebenarnya masih termasuk kerabat pohon
beringin dari dari genus yang sama, yaitu Ficus.
Pohon ara merupakan pohon yang sangat familier di alkitab
kususnya di perjanjian baru yang banyak digunakan dalam perumpamaan Yesus
Kristus. Pertama kali disebut didalam alkitab yaitu dalam kejadian pasal 3:7,
daunnya dibuat Adam dan Hawa untuk menutupi ketelanjangan mereka.
Dalam perumpamaan yang digunakan Tuhan Yesus, pohon ara
sering digunakan dalam perumpamaan akhir Zaman. Dalam Matius 24 :32-35, pohon
ara yang digambarkan sebagai penanda akhir Zaman. Ranting yang melembut dan
dahan yang bertunas menandakan bahwa musim panas akan segera tiba. Pohon ara
yang banyak tumbuh di palestina pada saat itu agaknya menjadi suatu perumpamaan
yang mudah di cerna bagi orang-orang pada waktu itu. Pohon ara juga digunakan
Zakius untuk melihat Yesus dengan memanjatnya.
Tetapi cerita lain kita dapatkan dari kisah Yesus yang
mengutuk pohon ara ini. Kalau kita cermati kisah ini, sebenarnya ada hal yang
aneh dengan Tuhan Yesus. Yang pertama adalah Dia mencari buah ara disaat bukan
musimnya. Hal ini merupakan suatu tindakan yang tidak wajar yang ditunjukkan
Tuhan Yesus pada saat itu. Tetapi yang jelas pada saat itu Dia lapar dan Dia
mencari buah ara, namun Dia tidak menemukannya.
Tindakan Yesus Kristus kali ini menurut saya sejalan dengan
perumpamaan tentang talenta dimana ada seorang tuan yang menuai ditempat dimana
dia tidak menabur dan memungut ditempat
dimana dia tidak pernah menanam (Mat 25:26), demikian pula Yesus dia mencari
buah ara dimana dia tidak pernah menanam dan bahkan bukan pada saat musimnya. Lalu
pesan apa yang hendak disampaikan Tuhan dengan peristiwa pohon ara yang
dikutuk?
Anak
Tuhan harus selalu berbuah.
Tafsir Alkitab Masa Kini mengatakan bahwa pohon ara adalah
lambang bangsa Yahudi. Siapa bangsa yahudi? Bangsa yahudi adalah bagian dari
umat pilihan Allah dari garis keturunan Abraham. Kita secara rohani juga
merupakan bangsa yahudi, yaitu umat yang dipilih oleh Allah untuk menerima
keselamatan. Yang Tuhan tegor dari bangsa Yahudi pada saat itu adalah “yang
berlimpah-limpah hanya daunnya”, yaitu kegiatan ritual keagamaan, tetapi mandul
dalam buah kebenaran.
Dari sini kita dapat menangkap satu hal bahwa Tuhan mau
supaya setiap anak-Nya menghasilkan buah, bukan hanya daun atau rutnintas
keagamaan, tetapi buah dari iman kita kepada Tuhan, dan Tuhan mau supaya buah
yang kita hasilkan itu tetap. Kritik keras dari TuhanYesus kepada orang Yahudi
pada saat itu, harusnya juga menjadi kritik kreas bagi kehidupan kita khususnya
para rohaniawan dan hamba Tuhan. Jangan-jangan kita hanya lebat daunnya saja
dan tidak ada buah didalam kita?
Untuk itu, mari kita berusaha menghasilkan buah dari iman
kita, bukan hanya daun dari rutinitas agama. Tetapi buah dari iman kita kepada
Tuha. Kita dapat melihat banyak buah dari iman para Tokoh dalam alkitab. Sebut
saja Abraham. Karena dia percaya, karena dia beriman, maka dia berani
meninggalkan tanah kelahirannya menuju tanah yang dijanjikan Allah kepadanya.
Paulus dan para rasul. Karena iman mereka berani mati karena mengabarkan injil.
Maka saudara ku, marilah kita berusaha menghasilkan buah dari rasa percaya kita
kepada Tuhan, supaya Tuhan mendapati buah dalam kehidupan kita dan kita tidak
menjadi seperti pohon ara yang dikutuk Tuhan.
Sebagai akhir mari kit abaca dua ayat ini dan merenungkan
dalam hati apahak kita sudah menghasilkan buah bagi kemulyaan Tuhan.
Mat 7:16 : “Dari
buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari
semak duri atau buah ara dari rumput duri?”
Mat 3:10 : “Kapak
sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah
yang baik, pasti ditebang dan dibuang kedalam api.”
0 komentar:
Posting Komentar